Oleh: Ika
Shelviyana Chandra Timur (shelviyana_timur@yahoo.com)
Media pembelajaran tiga dimensi
dasarnya merupakan media natural (alami) yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan
tinggi, serta memiliki volume atau isi. Media tiga dimensi ini memiliki
kemampuan untuk menyajikan pesan-pesan pembelajaran dengan menggunakan semua
saluran indera manusia, baik penglihatan (visual), pendengaran (auditif),
penciuman (distinguinis), pencecap (olvatorik) maupun rabaan (taktil). Media
ber-tiga dimensi ini, pada dasarnya merupakan media yang tidak tembus pandang,
namun apabila kita proyeksikan layar dengan melalui LCD yang berkamera, maka
apapun bentuk media tiga dimensi ini akan Nampak layar proyeksi. Mendasarkan
pada hirarkhi pemanfaatannya, media pembelajaran tiga dimensi
mengklasifikasikan media tiga dimensi ke dalam kelompok media realia (rill
things), mencakup : pameran dinding dan mode.
Adapun jenis dan karakteristik media
tiga dimensi yaitu jenis media tiga dimensi dan karakteristik media tiga
dimensi. Dari jenis media pembelajaran tiga dimensi yaitu terdiri dari :
1.
Objek
(benda naturalia), termasuk specimen, yang mencakup :
a.
Semua
makhluk hidup di dunia ( manusia, tumbuhan, dan hewan )
b.
Semua
makhluk tak hidup ( bebatuan, air, tanah, udara, gas alam, minyak bumi, dan
sumber-sumber energy alam lainnya,termasuk sumber panas matahari
c.
Makhluk
hidup yang di awetkan, apabila makhluk yang sudah mati itu sekiranya masih di
butuhkan untuk kepentingan pembelajaran.
Proses pengawetan ini dapat di lakukan dengan tiga
cara : proses pengawetan basag, seperti: kadafer, mayat yang ditenggelamkan
pada cairan formalin atau alcohol 90%; proses pengawetan kering, seperti: mumi,
insectariums; proses pengawetan khemis (menggunakan zat kimia: fiberglass),
seperti: segala awetan yang di fiberglasskan, contoh: awetan yang tertanam pada
gantungan kunci, bross (pada hiasan assesoris pakaian wanita).
2.
Model
( benda artificial ), dalam segala bentuknya, antara lain :
A.
Model
perbandingan (comparison model) model ini merupakan bentukan yang berukuran
lebih kecil atau lebih besar dari benda aslinya. Misalnya: bentukan model
seekor semut yang lebih besar dari seekor semut aslinya; ataupun bentukan
seekor gajah yang lebih kecil dari seekor gajah aslinya.
B.
Model
irisan (crossection model) model ini merupakan bentukan irisan dari objek-objek
tertentu yang menampakkan bentuk irisan bagian dalamnya.
C.
Model
seutuhnya (whole model) merupakan bentuk model dari objek tertentu yang menunjukkan
bentuk aslinya secara keseluruhan.
D.
Model
lapangan (field model) merupakan model dari objek lapangan, misalnya model
komunitas sebuah stasiun kereta api di tempat tertentu, model gerak perjuangan
di arena juang tertentu.
Dan karakteristik
media tiga dimensi terdiri dari :
1.
Mencakup
rupa benda-benda natural, termasuk objek ( benda yang sesungguhnya ), specimen
dan model atau mock up
2.
Menggunakan
saluran penerimaan semua indera manusia yakni mecakup indra-indra visual,
dengar, taktil, penciuman, dan pencecapan
3.
Memiliki
ukuran panjang, lebar, dan tinggi ( volume )
4.
Pesan
yang terkandung dituangkan di daam bentuk fisiknya
5.
Dilihat
dari aspek cara penyajian isinya: ada media tiga dimensi yang menyajikan pesan
kandungannya secara spontan dan total
Produksi media tiga dimensi tida
dapat dilepas dari pengembangan instruksional, terutama terhadap tujuan yang
akan dicapai. Di samping itu, dalam memproduksi media tiga dimensi ini tidak
boleh melupakan karakteristik media itu sendiri, karakteristik siswa, sifat pesan,
dan prosedur penggunaanya. Membuat media ini tidak asal buat saja meskipun
hasilnya baik. Tetapi, harus memperhatikan prinsip-prinsip dan unsure
pembuatnya.
Produksi media tiga dimensi, tidak
dapat lepas dari pengembangan instruksional terutama terhadap kompetensi
pembelajaran yang akan dicapai. Di samping itu juga, dalam memproduksi media
tiga dimensi tidak boleh melupakan
karakteristik media, karakteristik siswa, sifat pesan, dan prosedur
penggunaanya. Membuat media tidk asal buat saja meskipun hasilnya baik. Akan
tetapi, harus memperhatikan prinsip-prinsip dan unsure pembuatan yang di
standarkan. Media tiga dimensi, pada umumnya guru tinggal memilih tapi pada
hal-hal tertentu, guru kesulitan mencari atau menemukan objek tertentu,
sehingga terpaksa guru membuat sendiri. Untuk hal tersebut biasanya model yang
dibuat atau guru mengawetkan objek-objek tertentu, seperti: serangga yang
dikeringkan atau dicelupkan ke dalam cairan formalin atau alcohol 90% pada
sebuah bejana kaca tertentu dalam kondisi tertutup, atau dimasukan pada cairan
fiberglass di sebuah cetakan tertentu.