Secara umum
media pembelajaran dapat kita artikan sebagai sarana untuk membantu proses
belajar mengajar, sarana tersebut bisa alat peraga, audio, visual , atau
kombinasi antara audio dan visual. Dan dalam perkembangannya saat ini media
pembelajaran tersebut berhubungan dengan perangkat yang digunakan untuk
membantu proses pembelajaran tersebut baik berupa software maupun hardware.
Internet adalah jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan jutaan komputer,
termasuk di dalamnya jaringan lokal, yang terhubungkan melalui saluran
(satelit, telepon, kabel) dan jangkauannya mencakup seluruh dunia ( Kamarga ).
Jadi, Media pembelajaran berbasis
internet (E-Learning) adalah
pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi
komputer, jaringan komputer dan/atau Internet.
1.
Internet memberikan sambungan (konektivitas) dan
jangkauan yang sangat luas sehingga akses data dan informasi tidak dibatasi
waktu, tempat, dan negara.
2.
Akses infromasi di internet tidak dibatasi oleh waktu
karena dunia maya yang dihadirkan secara global tidak perneh tidur. Dengan kata
lain, kita dapat melakukan pencarian informasi melalui internet kapan saja
selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu.
3.
Akses informasi melalui internet lebih cepat bila
dibandingkan dengan mencari informasi pada halaman-halaman buku-buku di
perpustakaan. Kita tinggal mengklik icon tertentu, maka apa yang kita
inginkan akan muncul di layar monitor komputer kita.
4.
Internet juga menyediakan kegiatan pembelajaran
interaktif seperti fasilitas E-learning yang diselenggarakan oleh
lembaga-lembaga tertentu yang dapat meningkatkan kemampuan intelektual kita,
seperti sekolah menulis online, dsb. Tentu saja dengan menjadi anggota
pada kegiatan tersebut dan mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga
tersebut.
5.
Kita dapat berdiskusi dengan teman-teman sebaya atau
setingkat mengenai berbagai hal jika kita memasuki mailing list atau
melakukan chatting.
6.
Dibandingkan dengan membeli buku atau majalah asli,
penelusuran informasi melalui internet jauh lebih murah. Apalagi pada saat ini
banyak situs yang menyediakan jasa informasi secara cuma-cuma. Kita tinggal
mengunduh atau mencetak informasi yang kita butuhkan.
Menurut
Onno W. Purbo ada lima aplikasi standar internet yang dapat digunakan
untuk keperluan pendidikan, yaitu :
1.
Electronic mail (E-mail), mulai diperkenalkan tahun
1971 (http://www.livinginternet.com). Fasilitas ini sering disebut sebagai
surat elektronik, merupakan fasilitas yang paling sederhana dan mudah
digunakan.
2.
Mailing List, Ini merupakan salah satu fasilitas yang
dapat digunakan untuk membuat kelompok diskusi atau penyebaran informasi. Cara
kerja mailing list adalah pemilik E-mail dapat bergabung dalam sebuah kelompok
diskusi, atau bertukar informasi yang tidak dapat diintervensi oleh orang di
luar kelompoknya. Komunikasi melalui fasilitas ini sama seperti E-mail bersifat
tidak langsung (asynchronous)
3.
News group, adalah fasilitas internet yang dapat
dilakukan untuk komunikasi antar dua orang atau lebih secara serentak atau
bersifat langsung (synchronous). Bentuk pertemuan ini sering disebut sebagai
konferensi, dengan fasilitas video conferencing, atau text saja, atau bisa
audio dengan menggunakan fasilitas chat (IRC).
4.
Melalui fasilitas File Transfer Protocol (FTP) ini
seseorang dapat menstransfer data atau file dari satu komputer ke internet
(up-load) sehingga bisa diakses oleh pengguna internet di seluruh pelosok
dunia. Di samping itu fasilitas ini dapat mengambil file dari situs internet ke
dalam komputer pengguna (down-koad).
5.
World Wide Web atau sering disebut Web, fasilitas ini
merupakan kumpulan dokumentasi terbesar yang tersimpan dalam berbagai server
yang terhubung menjadi suatu jaringan (internet). Dokumen ini dikembangkan
dalam format Hypertext Markup Language (HTML). Melalui format ini dimungkinkan
terjadinya link dari satu dokumen ke dokumen lain dan fasilitas ini bersifat
multimedia, yang terdiri dari kombinasi teks, foto, grafik, audio, animasi, dan
video.
Besarnya manfaat dari pengembangan E-learning tidak begitu saja mudah
diterapkan, berikut beberapa kendala yang menghambat pengembangan e-learning di
sekolah:
1.
Faktor budaya. Faktor
budaya masyarakat yang menjadi kendala dalam penerapan E-learning dan cukup sulit dihilangkan adalah budaya pembelajaran
konvensional dimana dalam proses pembelajaran, guru (pengajar) harus bertatap
muka secara langsung dengan siswa (pelajar). Disamping itu, dalam pembelajaran
konvensional, guru (pengajar) menempati posisi dominan sebagai pemberi ilmu dan
siswa (pelajar) sebagai penerima ilmu. Budaya tersebut merupakan hal yang menghambat
keberhasilan penerapan E-learning,
yang berbeda 180 derajat, dimana siswa (pelajar) menjadi pihak yang dominan
dalamm proses pembelajaran, guru (pengajar) hanya sebagai fasilitator saja.
2.
Faktor kebijakan dan
regulasi. Kebijakan
dan regulasi yang berlaku di dalam institusi tentu berpengaruh langsung dalam
keberhasilan penerapan E-learning.
Kebijakan dan regulasi yang kurang jelas dan kurang tegas akan menghambat
penerapan E-learning.
3.
Faktor infrastruktur. Faktor ini
biasanya berbanding lurus dengan faktor biaya. Kesiapan infrastruktur seperti
software pendukung E-learning,
jaringan intranet dan internet, komputer dan server, akan mempengaruhi
penerapan E-learning. Dan
infrastruktur yang baik akan menuntut pengeluaran biaya yang besar.